Rabu, 09 Mei 2012

Ketuban Pecah Dini



A. Definisi
1.      Ketuban pecah dini adalah pecahnya ketuban sebelum terdapat tanda-tanda
      persalinan (Manuaba, Ida Bagus 2002: 111).

2.      Ketuban pecah dini atau spontaneous/early/premature rupture of the
      membrane (PROM) adalah pecahnya ketuban sebelum inpartu ; yaitu bila
      pembukaan pada primi kurang dari 3 cm dan pada multi kurang dari 5 cm.
      (Rustam Mochtar, 2002: 115).

3.  Bila ketuban pecah dini pada waktu persalinan, sedangkan pembukaan
     masih kecil, maka keadaan ini dinamakan ketuban pecah dini (Departemen
     Kesehatan Republik Indonesia).








B. Epidemiologi
Beberapa peneliti melaporkan hasil penelitian mereka dan didapatkan hasil yang bervariasi. Insidensi KPD berkisar antara 8 – 10 % dari semua kehamilan. Hal yang menguntungkan dari angka kejadian KPD yang dilaporkan, bahwa lebih banyak terjadi pada kehamilan yang cukup bulan dari pada yang kurang bulan, yaitu sekitar 95 %, sedangkan pada kehamilan tidak cukup bulan atau KPD pada kehamilan preterm terjadi sekitar 34 % semua kelahiran prematur.
KPD merupakan komplikasi yang berhubungan dengan kehamilan kurang bulan, dan mempunyai kontribusi yang besar pada angka kematian perinatal pada bayi yang kurang bulan. Pengelolaan KPD pada kehamilan kurang dari 34 minggu sangat komplek, bertujuan untuk menghilangkan kemungkinan terjadinya prematuritas dan RDS.

C. Etiologi

Penyebab terjadinya ketuban pecah dini sampai saat ini belum jelas,akan  tetapi ada beberapa keadaan yang berhubungan dengan  terjadinya KPD ini diantaranya adalah sebagai berikut :
1)      Trauma : amnionsintesis, pemeriksaan pelvis, dan hubungan seksual
2)       Peningkatan tekanan intrauterus, kehamilan kembar, atau polihidromnion.
3)       Infeksi vagina, serviks atau korioamnionitis streptokokus, serta bakteri vagina
4)       Selaput amnion yang mempunyai struktur yang lemah/selaput amnion terlalu  tipis.
5)       Keadaan abnormal dari fetus seperti malpresentasi
6)        Keainan pada serviks atau alat genitelia seperti ukuran serviks yang terlalu pendek (< 25 cm).
7)       Multipara dan peningkatan usia ibu
8)       Difisiensi nutrisi


D. Patofisiologi
Terjadinya ketuban pecah dini dapat berlangsung karena

selaput ketuban tidak kuat

kurangnya jaringan ikat dan vaskularisasi

pembengkakan serviks maka

selaput ketuban sangat lemah dan

mudah pecah

mengeluarkan air ketuban.

E.  Pemeriksaan penunjang
a)      Hitung pdarah lengkap untuk menentukan adanya anemia dan  infeksi
b)       Golongan darah dan faktor rhesus Rasio lesitin terhadap spingomielin untuk menentukan maturitas janin
c)      Tes Ferning dan kertas nitrazine ; memastikan pecahnya ketuban
d)      USG : menentukan usia gestasi, ukuran janin,gerakan jantung  janin dan lokasi plasenta
e)       Pelvimetri : identifikasi posisi janin

F.   Penatalaksanaan medis
a)         Menentukan apakah selaput ketuban benar-benar ruptur.
b)        Bila janin belum viabel (kurang dari 36 minggu) dan ingin  mempertahankan kehamilan maka sebaiknya anjurkan ibu untuk bedrest     total di tempat tidur
c)         Berikan antibiotik profilaksis untuk mencegah infeksi juga spasmolitik   untuk mengundurkan waktu sampai janin viabel
d)        Lakukan tes kematangan paru secara periodik Observasi adanya infeksi dan tanda dimulainya persalinan Persalinan (normal maupun buatan) dapat dilakukan setelah paru janin matang.

G. Komplikasi
1. Infeksi
Infeksi yang terjadi secara langsung pada selaput ketuban maupun asenden dari vagina atau infeksi pada cairan ketuban bisa menyebabkan terjadinya KPD.
 2. Partus peterm
Persalinan preterm atau partus prematur adalah persalinan yang terjadi pada kehamilan kurang dari 37 minggu ( antara 20 – 37 minggu ) atau dengan berat janin kurang dari 2500 gram ( Manuaba, 1998 : 221)
 3. Prolap Tali pusat
     Tali pusat menumbung
 4. distasia ( partus Kering)
 Pengeluaran cairan ketuban untuk waktu yang akan lama akan menyebabkan dry labour  atau persalinan kering

H. Asuhan keperawatan
a)      Pengkajian
Identitas pasien Yang meliputi :
nama, umur, jenis kelamin, agama, suku, pendidikan Riwayat penyakit
b)      Riwayat kesehatan sekarang : ibu datang dengan keluhan
pecahnya ketuban sebelum usia kehamilan mencapai 37
minggu dengan atau  tanpa komplikasi
c)      Riwayat kesehatan dahulu :
                        Adanya riwayat trauma sebelumnya akibat pemeriksaan amnion
                        Pemeriksaan pelvis,dan buhngan seksual
                        Kehamilan ganda, polihidramnion
                        Infeksi vagina / serviks oleh kuman streptokokus
                        Selaput amnion yang melemah / menipis
                        Malpresentasi janin
Kelainan pada otot serviks atau genital seperti panjang serviks  yang tidak sesuai/pendek           
                        Multiparitas dalam peningkatan usia ibu serta defisiensi nutrisi.
Riwayat kesehatan keluarga : ada tidaknya keluhan ibu yang lain yang     pernah hamil kembar atau keturunan kembar             


Diagnosa Keperawatan
Berdasarkan pada pengkajian diatas, maka diagnosa keperawatan yang mungkin ditemukan adalah :
v  Resti infeksi maternal Resti gangguan pertukaran gas pada janin
v  Resti cedera pada janin
v  Resti kekurangan volume cairan tubuh
v  Ansietas
v  Resti infeksi









I.     Daftar pustaka
ü Asrining Surasmi, Siti Handayani, Heni Nur Kusuma, (2002), “Perawatan Bayi Risiko Tinggi”, Jakarta : EGC.
ü  Marilyn E. Doengoes, Mary Frances Mooorhouse (2001), “Rencana Perawatan Maternal/Bayi “, Jakarta : EGC.
ü  Prof. Dr. Abdul Bari Saifudin, SPOG, MPHD ( 2002 ), “ Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Material & Neonatal “, : Jakarta : EGC.




Tidak ada komentar: